Translate

Kamis, 19 Desember 2013

Puisi : Aku tak tahu!



jika yang datang itu bukan kamu
aku tak tau apakah ada rasa rindu
jika saja pria disampingku itu bkn kamu
mungkin wajahku tak sesumringah itu

andai takdir mu bukan untuk ku
aku tak tau apakah langit itu kan terlihat biru
Andai hatimu tak diizinkanNya bersamaku
akupun tak tau apakah bahagia menyertaiku

lagi-lagi aku tak tau aku tak tau
semoga saja kau tak pernah absen menyelipkan namaku di doa-doa mu
hingga kau tak mengerti
kenapa terlalu kuat rindumu di hati
hingga habis masa ini
ku berharap ridhoNya selalu menyertai langkah kita tanpa henti

by asma_dewi

puisi : Gak gitu juga!



aku tau menjadi kewajibanmu mencari nafkah
tapi, gak gitu juga...
sampai kau lalai sholat dan tilawah

aku tau kamu butuh uang tuk makan
tapi, gak gitu juga...
sampai kau acuhkan yang baik-baik dan kehalal-an

aku tau kamu butuh pendamping hidup
tapi, gak gitu juga....
sampai-sampai pikiranmu menjadi redup

terlalu sering kita terpeleset
karena menggunakan dalil yg mepet-mepet
padahal kewajiban satu takkan menggugurkan kewajiban yg lain
diatas hal penting ada hal yg lebih penting

oleh asma_ dewi


Minggu, 15 Desember 2013

Puisi : Entah manusia macam apa mereka nanti?

tek tek tek tek...
pentas orang nomer satu negri inipun kan tiba
entah manusia macam apa yang akan ada di sana
belum juga saatnya mereka memperkenalkan diri
namun wajah dan gambar sudah ada disana sini

weleh..weleh..weleh..
ada- ada saja memang kelakuan mereka ini
menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi
menginjak-injak hak publik sudah tak jadi persoalan lagi
toh mereka merasa frequensi itu milik dirinya sendiri

oh negeri pertiwi...
manusia macam apa kelak yang akan duduk disitu
jika sampai detik ini yang kulihat mereka seolah-oleh pedulimu

oh bangsa tercintaku..
manusia macam apa kelak yang memakai jas orang nomer satu
jika sampai kini yang ada hanya orang2 yang berselimut debu

pertiwiku menangis hingga kering air matamu
entah kapan Tuhan sudi melahirkan embun pagi untukmu
atau sudah habis masa mu kini wahai pertiwiku


oleh asma_dewi

Puisi : Putri dan Budi

pemimpinnya selalu berganti
setiap lima tahun sekali
tapi sebut saja namanya putri
masih saja ada putri yang lain di tiap generasi

putri yang tak punya buku pelajaran terkini
putri yang diaggap bodoh hanya karena tak pandai bagi kali
putri yang selepas SD sudah ingin dinikahi
putri putri itu masih saja ada dari jaman kartini hingga masa kini

ya sebut saja namanya Budi
Budi yang harus menenteng sepatu karena terjalnya lokasi yang harus ia lalui
Budi yang hingga SD masih belum bisa menulis "kami"
itu karena Budi sulit membaca itu ini
Budi yang semenjak dini sudah harus terpenjara oleh lika-liku kehidupan ini

dan pada akhirnya Putri dan Budi tak mengerti
sesungguhnya untuk apa hidup kita ini
kecuali,
Tuhan berkehendak lain diluar nalar kami

oh pemerintah lima tahun sekali
kenapa ya.. selalu ada putri dan budi disetiap generasi?
seolah tak peduli tangan-tangan besar kini
hingga semakin banyak saja putri dan budi saat ini

oleh asma_dewi